MAKALAH PEMBOHONGAN DAN PENYALAHGUNAAN ENDORSER




MAKALAH PEMBOHONGAN DAN PENYALAHGUNAAN ENDORSER
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Filsafat Bisnis
Dosen : Agus Dedi Subagja


DISUSUN OLEH :
MASRURI A1B.15.00
RATNA AFRIANI A1B.15.0029
ANI DHEA KURNIA A1B.15.00
LUCKY A1B.15.00
ADITYA G A1B.15.00

UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
ADMINISTRASI BISNIS
Jalan R.A Kartini KM 3 telp (0260)411415 fax (0260)415677



MAKALAH PEMBOHONGAN DAN PENYALAHGUNAAN ENDORSER
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Filsafat Bisnis
Dosen : Agus Dedi Subagja


DISUSUN OLEH :
MASRURI A1B.15.00
RATNA AFRIANI A1B.15.0029
ANI DHEA KURNIA A1B.15.00
LUCKY A1B.15.00
ADITYA G A1B.15.00

UNIVERSITAS SUBANG
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
ADMINISTRASI BISNIS
Jalan R.A Kartini KM 3 telp (0260)411415 fax (0260)415677


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT saya panjatkan puji dan syukur atas kehadiranya dan atas segala rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pembohongan dan penyalahgunaan endorser. kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Agus Dedi Subagja  sebagai dosen mata kuliah Filsafat Bisnis sudah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami lebih tahu tentang endorser.
Kami  berharap makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai endorser. Semoga makalah ini dapat dipahami siapapun yang membacanya, semoga makalah ini dapat berguna bagi kami maupun bagi yang membacanya. Sebelumnya kami minta maaf apabila ada kesalahan kata-kata yang kurang berkenan,kami mohon kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan.














DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 INDENTIFIKASI MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ENDORSER
2.2 JENIS-JENIS ENDORSER
2.3 ATRIBUT ENDORSER
2.4 TUJUAN ENDORSER
2.5 TARIF ENDORSER
2.6 PENYALAHGUNAAN ENDORSER OLEH PARA ONLINE SHOP
2.7 PEMBOHONGAN YANG DILAKUKAN PARA PELAKU ENDORSER
BAB III PENUTUP
3.1 LAMPIRAN
3.2 KESIMPULAN
3.3 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Edorser adalah Alat pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk tujuan pemasaran suatu produk, adapun Shimp dalam Husein  menjelaskan bahwa endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang di iklankan. Endorser adalah icon atau sosok tertentu yang sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk. Endorser dibagi menjadi beberapa jenis, endorser diantaranya adalah celebrity endorser, expert endorser, lay endorser, dan dead endorser. Penggolongan atribut endorser dibagi menjadi beberapa bagian, Shimp (2007:304) menggolongkan endorser pada iklan menjadi dua atribut umum dan lima atribut khusus untuk memfasilitasi efektivitas komunikasi


1.2 INDENTIFIKASI MASALAH
1.      Apa pengertian endorser?
2.      Apa jenis-jenis endorser?
3.      Apa saja atribut endorser?
4.      Apa tujuan endorser?
5.      Berapa tarif untuk endorser?
6.      Bagaimana Penyalah gunaan endorser oleh Para Online shop?
7.      Pembohongan yang seperti apa yang dilakukan para pelaku endorser?


1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian endorser, apa saja jenis endorser, apa saja atribut endors, tujuan endors itu apa, berapa tariff untuk para artis dan selebgram, bagaimana pembohongan pembohongan yang ada dalam endorser.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Endorser
Alat pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk tujuan pemasaran suatu produk disebut endorser, adapun Shimp dalam Husein  menjelaskan bahwa endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang di iklankan. Endorser adalah icon atau sosok tertentu yang sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk. Begitu pula Sutisna  menjelaskan bahwa penggunaan opinion leader biasanya cukup efektif dalam pemasaran bagi konsumen. Manusia cenderung meniru apa yang dilakukan oleh seorang yang dianggap lebih dari dirinya. Penggunaan endorser yang tepat sebagai pendukung sebuah iklan mampu mempengaruhi dan mendapatkan perhatian konsumen atas pesan yang disampaikan dalam iklan.  Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa endorser adalah pendukung iklan atau yang dikenal sebagai bintang iklan yang di pakai dalam kegiatan promosi, dengan cara mengantarkan sebuah pesan dengan memperagakan sebuah produk atau jasa, yang memiliki tujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk yang di iklankan. Tahap selanjutnya akan dijelaskan  mengenai jenis-jenis endorser.

2.2 Jenis-jenis Endorser
Endorser dibagi menjadi beberapa jenis, Hudori (2010) menjelaskan jenis endorser diantaranya adalah celebrity endorser, expert endorser, lay endorser, dan dead endorser.
   a) Selebritis adalah orang-orang yang terkenal oleh masyarakat secara luas baik itu bintang film, penyanyi, pelawak, atlit, model. Begitu pula di jelaskan oleh Shimp dalam Husein  Celebrity endorser adalah orang-orang terkenal yang dapat mempengaruhi karena prestasinya. Selebritis banyak digunakan untuk mengembangkan citra positif produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada, karena untuk melakukan hal ini selebritis mempunyai kekuatan karena mereka menjadi idola banyak orang.
    b)  Expert endorser adalah bintang iklan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang tertentu. Diharapkan expert ini memberikan impresi bahwa message yang disampaikan dapat dipercaya oleh para calon konsumen

    c)  Lay endorser adalah bintang iklan non selebritis. Shimp dalam Husein  menyatakan dalam kata yang berbeda tetapi mengandung arti sama, Typical person endorser yaitu memanfaatkan beberapa orang bukan selebritis untuk menyampaikan pesan mengenai suatu produk. Konsumen yang berpengalaman menggunakan produk akan dituruti pendapatnya oleh calon konsumen.
    d) Dead endorser adalah bintang iklan orang/tokoh yang telah meninggal dunia. Henry Saputra, CEO Publicis Metro menjelaskan bahwa pertimbangan utama iklan yang menggunakan dead endorser adalah daya tarik dan kredibilitas sebuah pesan. Kredibilitas itu bertujuan meyakinkan khalayak sasaran atas pesan iklan yang disampaikan.
Selain itu, Shimp  dalam Husein  menjelaskan pula bahwa jenis endorser memiliki karakteristik dan atribut yang sama hanya dibedakan dalam penggunaan orang-orangnya sebagai pendukung, apakah orang-orang yang digunakan sebagai endorser tokoh terkenal atau tidak. Pada penelitian ini penggunaan endorser yaitu jenis expert endorser.

2.3 Atribut Endorser
Penggolongan atribut endorser dibagi menjadi beberapa bagian, Shimp menggolongkan endorser pada iklan menjadi dua atribut umum dan lima atribut khusus untuk memfasilitasi efektivitas komunikasi. Secara spesifik mengatakan bahwa:
Lima atribut khusus endorser dijelaskan dengan akronim TEARS. Dimana TEARS tersebut terdiri dari trustworthiness and expertise yang merupakan dua dimensi dari credibility dan phsycal attractiveness, respect, similarity merupakan komponen dari konsep umum attractiveness.
Konsep TEARS tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

1.      Trustworthiness (dapat dipercaya)
Trustworthiness adalah sikap percaya terhadap produk dari pencitraan suatu pendukung, adapun Shimp  menjelaskan bahwa trustworthiness (dapat dipercaya)  adalah “trustworthiness refers to the honesty, integrity and believability of a source. Endorser trustworthiness simply reflects tha fact that prospective endorser of a brand vary in the degree to which audience members have faith in what they have to say”.
Sehingga trustworthiness mengacu pada sejauh mana sumber dipandang memiliki kejujuran, ketulusan, dan dapat dipercaya. Sumber dapat dipercaya (trustworthiness) secara sederhana berarti endorser sebuah merek secara bertingkat membuat audience memiliki kepercayaan pada apa yang mereka katakan. Jika sumber atau endorser tersebut adalah para ahli maka trustworthiness lebih mengarah pada kemampuan para ahli untuk memberi kepercayaan atau percaya diri pada konsumen suatu produk.
Beberapa indikator pada trustworthiness seperti kejujuran, ketulusan, dan dapat dipercaya memiliki arti seperti dibawah ini :
a.   Kejujuran adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran.
b.     Ketulusan adalah sebuah kesediaan seseorang untuk malakukan tugas dengan penuh tanggung jawab, amanah, mau berkorban, sepenuh waktu dan sepenuh jiwa.
c.  Dapat di percaya yaitu benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu, bahwa akan dapat memenuhi harapannya. Atribut selanjutnya setelah Trustworthiness adalah expertise, berikut adalah penjelasannya.
2.      Expertise (keahlian)
Expertise merupakan competitive advantage yang dimiliki pendukung untuk meyakinkan audience dalam hal keterampilannya, lebih jauh lagi Shimp  menjelaskan bahwa Expertise (keahlian) adalah expertise refers to the knowledge, experience, or skill possessed by an endorser as they relate to the endorser brand. Keahlian (expertise) mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang dimiliki oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan merek yang didukung. Seorang endorser yang diterima sebagai seorang yang ahli pada merek yang didukungnya akan lebih persuasive dalam menarik audience dari pada seorang endorser yang tidak diterima sebagai seorang yang ahli. Beberapa indikator pada expertise seperti pengetahuan, pengalaman, dan keahlian memiliki arti seperti dibawah ini :
           a.  Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal 
           b.  Pengalaman yaitu sesuatu yg pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung, dsb 
           c. Keahlian yaitu kemahiran dalam suatu ilmu /kepandaian, pekerjaan 
3.      Attractiveness (daya tarik)
Atribut selanjutnya setelah expertise adalah attractiveness, Shimp menjelaskan bahwa attractiveness (daya tarik) adalah Phsycal attractiveness refers to the trait of being regarded as pleasant to look at in terms of perticular group’s concept of attractiveness. Attractiveness (daya tarik fisik) mengacu pada diri yang dianggap sebagai yang menarik untuk dilihat dalam kaitannya dengan konsep kelompok tertentu dengan daya tarik fisik.
Shimp  menyatakan jika pemilih menemukan sesuatu pada diri endorser yang dia sukai maka bujukan bekerja lewat identifikasi. Artinya, lewat identifikasi, pemilih akan mengadopsi perilaku, sikap atau preferensi. Ketika mereka menemukan hal menarik dalam diri endoser.
Endorser dengan tampilan fisik yang baik dan/atau karakter non-fisik yang menarik dapat menunjang iklan dan dapat menimbulkan minat audience untuk menyimak iklan). Setelah menjelasakan mengenai attractiveness, penjelasan selanjutnya adalah respect dan berikut penjelasaannya
4.      Respect (kualitas dihargai)
Atribut keempat adalah respect, respect merupakan pemberian penghargaan dari audience terhadap suatu produk setelah melihat dan mendengar informasi dari endoerser, Shimp menjelaskan bahwa respect (kualitas dihargai) adalah: Respect represents the quality of being admired or even esteemed due to one’s personal qualities and accomplishments.
Respect (kualitas dihargai) berarti kualitas yang dihargai atau digemari sebagai akibat dari kualitas pencapaian personal. Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan baik oleh perorangan ataupun suatu lembaga (Rafdi, 2008). Selebritas dihargai karena kemampuan akting mereka, keterampilan berolahraga atau kepribadian dan kualitas argumentasi politiknya. Individu yang dihargai juga secara umum disukai, dan hal ini dapat digunakan untuk meningkatkan ekuitas merek.
5.      Similarity (kesamaan dengan audience yang dituju)
Atribut terakhir adalah similarity, Shimp menjelaskan bahwa similarity (kesamaan dengan audience yang dituju) adalah Similarity represents the degree to which an endorser matches an audience in terms of charecteristics pertinent to the ondersement relationship-age, gender, ethnictly and so on.
Kesamaan dengan audience yang dituju (similarity) mengacu pada kesamaan antar endorser dan audience dalam hal umur, gender, etnis, status sosial dan sebagainya. Hal ini dipertegas oleh Belch dan Belch  yang menyatakan bahwa similarity, merupakan persepsi khalayak berkenaan dengan kesamaan yang dimilik endorser, kemiripan ini dapat berupa karakteristik demografis, gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditampilkan pada iklan dan sebagainya.

           

2.4 Tujuan Endorser
1. Mengenalkan produk ke follower-follower artis/selebgram yang jumlahnya bisa puluhan sampai jutaan follower. Saat selebgram memajang foto yang menggunakan sebuah produk dan menuliskan testimoni di captionnya, harapannya fans dan follower akan tertarik juga untuk menggunakannya, atau paling enggak follower olshop kita juga bertambah setelah dimention selebgram. Namun benarkah hasilnya sesuai dengan yang diharapkan? Mengingat untuk mengendorse selebgram seringkali tidak gratis, selain harus kirim barang, tapi juga musti kasih fee ke selebgram tersebut hingga nilainya jutaan. Nah, ada yang efeknya bagus ada yang enggak. Banyak faktor. BIsa jadi faktor follower si selebgram yang gak cocok marketnya dengan produk kita. Misal Anda jual produk untuk kalangan usia 25-30 wanita, tapi malah endorse ke selebgram yang followernya kebanyakan ABG dan alay yang hasrat pengen belanja pun gak ada. Atau kegagalan itu bisa juga balik lagi ke value produk itu sendiri. Kalo produk memiliki nilai yang ‘layak beli’ maka dengan endorse akan membantu closing lebih banyak. Tapi kalo produknya gak layak beli, mungkin endorse gak akan terlalu ngefek.
2. Memanfaatkan selebgram untuk social proof
Social proof (bukti sosial) di dunia online shop memberikan hasil yang signifikan terhadap penjualan. Jika ada 100 testimoni yang menyebutkan sebuah produk bagus, maka kita kemungkinan lebih besar juga ‘percaya’ kalo barang itu memang bagus. Nah, kalo ada foto produk kita yang digunakan 100 artis dan selebgram yang cantik ganteng terkenal itu, secara gak langsung ini akan menaikkan nilai produk, dan membuat kita berpikir “Wah, baju merk A dipakai banyak banget artis, keren nih! Beli juga ah!” Jadi gak peduli seberapa impact dari dipostingnya gambar produk kita di Instagram selebgram, yang penting fotonya bagus, pakai produk kita, dan foto-foto tersebut akan kita pakai nantinya untuk keperluan promosi lainnya. Anggap saja selebgram ini sebagai ‘model dadakan’. Untuk case ini, biasanya si selebgram gak perlu punya banyak follower, yang penting dia fotogenic dan hasil foto di instagramnya bagus-bagus. Sehingga saat produk kita difoto juga ikutan bagus.


2.5 Tarif Endorser
Untuk jumlah yang harus dibayar kepada selebgram sebenarnya kembali lagi kepada si selebgram itu sendiri. Setiap selebgram memiliki karakter dan sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Berikut ini ada 3 tipe selebgram, diantaranya.
  • Selebgram yang mematok tarif atau bayaran untuk sekali endorse atau iklan.
  • Selebgram yang tidak mematok tarif atau bayaran, karena bersifat kondisional (disesuaikan dengan kondisi keuangan).
  • Tidak harus membayar berupa uang, dibayar dengan barang yang akan di endorse saja.
 1. Selebgram yang Mematok Tarif atau Bayaran untuk Setiap Promosi (Iklan)
Untuk selebgram tipe seperti ini merupakan selebgram yang masuk kedalam jajaran kelas atas. Jajaran kelas atas bisa terlihat dari jumlah followersnya. Selebgram seperti ini memiliki banyak penggemar atau fans di sosial media. Sehingga bayaran yang ditetapkan biasanya lumayan besar. Untuk selebgram seperti Ria Yunita (nama sosmednya Ria Ricis) dengan jumlah followers yang dimilikinya untuk sekali iklan tarifnya sekitar 20 juta. Informasi ini merupakan informasi yang terakhir yang saya dapatkan dari teman saya yang bergelut dibidang sosial media marketing. Perlu diketahui bahwa informasi ini hanya perkiraan atau prediksi dikalangan sosial media marketing saja. Namun bisa saja lebih besar atau lebih kecil karena seiring berjalannya waktu tentu ada perubahan tarif. Informasi ini belum bisa dipastikan kebenarannya, jika ingin lebih jelas bisa langsung bertanya ke Ria Yunita-nya. Perlu diketahui bahwa yang membuat bayaran selebgram itu mahal dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor jumlah followers, like, dan track record periklanan yang dijalankannya. Selain Ria Yunita diluar sana ada banyak seleb Instagram yang membuka periklanan. Dan tarif masing-masing berbeda antara yang satu dengan yang lain. Bisa tarifnya lebih besar, bisa pula tarifnya lebih kecil. Untuk yang memiliki official biasanya tarifnya agak tinggi hingga puluhan juta.

2. Selebgram yang Tidak Mematok Tarif atau Bayaran (Kondisional)

Untuk selebgram yang tidak terlalu mematok tarif kebanyakan merupakan selebgram yang masuk dalam kategori papan tengah. Jumlah followersnya lumayan banyak, namun yang menumpang untuk memasang iklan (endorse) jumlahnya belum terlalu banyak. Sehingga mereka tidak terlalu menentukan tarif iklan yang pas. Akun Instagram jenis seperti ini memiliki jumlah followers dibawah 50 ribu.


Meskipun jumlah followersnya masih kalah dibandingkan dengan jumlah followers selebgram papan atas namun beriklan di sini juga memberikan dampak yang baik. Karena jumlah followers sebanyak itu sudah lumayan efektif untuk beriklan. Akun selebgram yang seperti ini biasanya belum memiliki official sehingga kita masih bisa nego. Diperkirakan bayarannya dibawah 20 juta.
3. Selebgram yang Tidak Menetapkan Bayaran Harus Berupa Uang Tunai, Bisa dalam Bentuk Barang
Selebgram jenis ini merupakan selebgram papan bawah yang jumlah followersnya masih sedikit. Memiliki followers yang jumlahnya dibawah 10 ribu followers. Untuk tarifnya juga lebih kecil dibandingkan dengan selebgram papan tengah. Diperkirakan tarifnya dibawah 5 juta rupiah.

2.6 Penyalahgunaan endorser oleh Para Online shop
Arti endorser sebenarnya yaitu dukungan atau saran. Jadi seharusnya endors itu meyarankan dan benar benar produk atau barang yang di endorskan mereka pakai. Bukan hanya diiklankan saja tapi terlebih dahulu mereka mencoba memakai produk teersebut.
Dan para online shop seharusnya tidak bisa langsung memberikan atau menyuruh mengiklankan produk atau barang tersebut namun harus benar-benar dipakai atau dicoba terlebih dahulu oleh sang pelaku endors.  Begitu pun dengan pelaku endors sehasnya mereka lebih selektif memilih barang atau produk yang akan mereka endorskan. Karena dalam arti sesungguhnya itu tanggung jawab mereka untuk mengendorskan suatu produk atau barang.
Online shop yang kebanyak sifatnya memaksa untuk mengendorskan suatu produk atau barang seharusnya para pelaku endors pun bisa memilih milih produk yg bagus atau benar-benar mereka akan memakainya. online shop berkualitas bagus adalah toko online yang berani tampil beda. Tidak sekadar ikut tren, tapi memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Menurutnya, online shop yang hanya ikut tren tidak kreatif.
Akun instagram para online shop yang di Privat, seharusnya mereka tidak perlu mengunci atau memprivasi akun instagram atau twitternya karena jika dikunci atau diprivat bagaimana akan melihat produk atau barang yang mereka jual karena akunnya diprivat harus memimnta persetujuan dari akun tersebut dan menurut saya itu sangat tidak baik dan membuat ribet karena kita tidak langsung bisa melihat produk tersebut. Mereka menjual tapi mereka mempersulit, dan meurut saya kenpa akun mereka di privat ? agar para pembeli percaya dengan follower yang banyak karena jika kita ingin liat barang seperti apa yang mereka jual kita harus memfollow akun tersebut kecuali yg tidak di privat. Testi, biasanya para penjual online shop tersebut jika kita sudah membeli barangnya menyuruh kita mengirimkan foto barang yang kita beli atau mempostingnya di Instagram atau Twitter dengan kata kata yang mereka suruh.


2.7 Pembohongan yang dilakukan para pelaku Endorser
Hampir semua pelaku endorser baik kalangan artis maupun bukan mereka tidak menggunakan atau memakai produk yg mereka iklan kan. Memang terutama para artis hanya sebagai alat untuk mempromosikan suatu barang atau produk namun kebanyakan masyarakat yg tidak mengetahui itu mereka menganggap bahwa para artis menggunakannya. Terutama masyarakar sangat idolakan mungkin mereka akan meniru dari atas sampai bawah mungkin dari pakaian, sepatu, celana, rok, aksesoris, dan yang lainnya. Biasanya masyarakat akan mencari barang atau produk yang para artis pakai. Contohnya produk kecantikan yg para artis pakai namun pada kenyataannya kulit mulus putih artis karena perawatan yang rutin bukan Karena produk yang mereka iklankan. Dan perawatan mereka cukup mahal dan itu pun memerlukan waktu yang terbilang cukup lama. Contoh lainya barang seperti hanphone Oppo F1 yang sekarang lagi buming Isyana Saraswati dan Rio Haryanto yang sering mengendroskan handphone tersebut, Irfan Hakim, Ayu tingting namun pada kenyataanya mereka tidak menggunakan Oppo F1 namun menggunakan handphone Ipone. Dan masih banyak lagi para artis yang endors tapi tidak menggunakan produk atau barang tersebut.


BAB III
PENUTUP
3.1 Lampiran

http://penulisartikel.id/wp-content/uploads/2016/01/contoh-2.jpg

https://cdns.klimg.com/newshub.id/real/2015/09/15/52443/ratu-endorse.jpg
https://cdns.klimg.com/newshub.id/news/2015/09/16/17740/5-artis-ini-layak-dijuluki-ratu-endorse-di-indonesia-150916l.jpg
https://cdns.klimg.com/newshub.id/real/2015/09/15/52444/ratu-endorse.jpg

3.2 Kesimpulan
Lebih pintar memilih produk atau barang, jangan melihat dari iklanya yang bagus atau endors nya yang bagus namun jika perlu menanyakan ke orang yang sudah pernah memakai produk tersebut atau sudah pernah membeli. Jangan mudah tergiur dengan kata-kata artis atau selebgram yang mengendorskan, lebih selektif lagi dan jangan mudah tergiur oleh harga murah.

3.3 Penutup
Demikian yang dapat kami jelaskan mengenai Endorser, masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Kami  berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami untuk memperbaiki kedepannya dalam pembuatan makalah selanjutanya agar lebih baik dari makalah yang kami buat sekarang ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan bagi  para pembaca.
Daftar Pustaka
0212m005.blogspot.com/2012/12/endor, www.academia.edu/89446447/endorser_d, www.brilio.net/life, wolopop.detik.com/read/2012/10/02/1, www.money.id/inspiratory/mau-endors



v

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH MUSIK DI INDONESIA

Pengertian pendidikan formal dan informal